Alhamdulillah...Itulah satu kata yang saya ucap tatkala program yang saya kerjakan selesai dengan sukses dan memuaskan. IYFCamp 2013, itulah program yang menjadi tanggung jawab saya di ASEAN Youth Friendship Network (AYFN) sebagai program coordinator.
IYFCamp 2013 berlangsung di Yogyakarta, pada tanggal 4 - 10 November 2013, yang memiliki tujuan untuk menjadi arena pertemuan para pemuda guna membangun jaringan persahabatan. Peserta yang mengikuti program ini berasal dari 5 negara, yakni Vietnam (2 peserta), Thailand (2 peserta), Filipina (4 peserta), Kamboja (1 peserta), dan tentunya Indonesia ( 6 peserta + 12 Buddy AYFN). Jadi, totalnya berjumlah 28 orang.
Program yang saya inisiasi ini terbuka untuk umum dari seluruh dunia. Karena label program yang internasional, jadi wajib hukumnya ada peserta yang "diimpor" langsung dari mancanegara. Alhamdulillah, ada 9 peserta asing yang hadir dalam program yang berdurasi satu minggu ini. Program ini berusaha mengkombinasikan persahabatan, cultural awareness, solidaritas serta berpetualangan.
Program IYFCamp ini tidak didanai oleh instansi manapun, kecuali dari uang pendaftaran program. Ini menjadi sebuah tantangan bagi saya dan team AYFN untuk memanage acara internasional dengan dana yang super "mepet". Keterbatasan dana bukan berarti kualitas acara dinomerduakan. Justru kualitas acara menjadi sebuah keharusan bagi saya dan AYFN untuk selalu ditonjolkan.
Setelah dua bulan berproses dan menyiapkan segalanya berkaitan dengan acara IYFCamp, tibalah saatnya para peserta tiba di Yogyakarta. Diawali 3 peserta dari Filipina tiba di kota Gudeg menggunakan moda transportasi kereta api. Salah satu buddy, Adli (Buddy tertampan sepanjang sejarah AYFN, :"(( ), sudah siap di stasiun Tugu Yogyakarta sejak pukul 4.00 pagi. Kereta dijadwalakan tiba pukul 4.15 waktu Yogyakarta. Namun, keretanya terlambat 20 menitan. Adli pun harus menanti 3 cewek Filipino tersebut dengan perasaan was-was serta kelaperan. Hehe..
Akhirnya, kereta eksekutif Taksaka Malam tiba dengan mulus di stasiun Tugu. Adli membawa signboard bertuliskan nama-nama peserta Filipina. 5 menit berlalu, ketiga cewek - cewek cantik dari Manila tersebut menghampiri. Terima kasih ya Allah, mereka selamat sentosa. Lanjut mereka ke Wisma Kagama dimana wisma tersebut menjadi tempat peristirahatan seluruh peserta IYFCamp selama 3 malam. Proses check in selesai dan mereka pun bisa istirahat sejenak.
Setelah peserta Filipina datang, selang satu jam, salah satu peserta dari Thailand bernama Mint tiba di kota pelajar. Menggunakan pesawat Air Asia dari Bali, cewek putih dan sangat cheerful tersebut mendarat di Bandara Adi Sucipto. Kali ini giliran Riry yang menjadi penanggung jawab sebagai penjemput. Proses check ini juga lancar dan akhirnya cewek berperawakan putih chubby tersebut masuk kamar.
Akhirnya satu persatu semua peserta datang, kecuali peserta dari Kamboja yang terlambat hadir pada tanggal 5 November 2013. Sungguh luar biasa melihat para peserta dengan antusias hadir dalam acara IYFCamp.
Berikut cerita mengenai gelaran IYFCamp 2013
Hari 1
IYFCamp diawali dengan opening ceremony di Wisma Kagama dengan menggunakan konsep garden party. Konsep ini saya pakai karena supaya acara tidak terkesan kaku dan lebih santai. Sehingga misi sebagai ajang persahabatan terwujud. Malam itu diisi dengan agenda perkenalan sesama peserta, sambutan dari Program Coordinator (saya..hehe), juga lantunan lagu dari para buddy AYFN. Tidak lupa, para peserta dan tamu diajak untuk menikmati jamuan makan malam dengan konsep Indonesia. Hanya masakan bercita rasa Indoensia yang dihidangkan pada malam tersebut. Opening ceremony berlangsung mulai jam 19.00 - 21.00 WIB. Acara berlangsung dengan seru dan lancar sampai akhir sesi foto bersama.
Hari 2
Masuk ke hari kedua dimana para peserta akan diajak untuk saling berdiskusi. Pagi itu tanggal 5 November 2013, cuaca Jogja cukup cerah. IYFCamp pun diharapkan berlangsung dengan nyaman dan mengena pada hari tersebut. Juga tidak lupa saya dan team berusaha agar acara tidak membosankan. Perlu diketahui semua agenda hari kedua berlangsung di dalam ruangan dan diskusi. Kami bisa membayangkan pasti akan terjadi kebosanan di hari kedua tersebut. Namun, semua kekhawatiran tersebut sirna manakala saya dan team mengganti dance class yang pada mulanya direncanakan traditional dance menjadi Caisar Dance (dangdut).
Hari kedua tersebut diawali dengan pengenalan Bahasa Indonesia ke para peserta asing. Peserta dari Indonesia juga berkesempatan mengajarkan Bahasa Indonesia ke peserta asing. Pada sesi ini dikomandani oleh Mbak Rufina. Dia alumni pendidikan bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma dan telah memiliki pengalaman mengajar di Alam Bahasa. Sesi pengenalan Bahasa Indonesia berlangsung seru dan peserta asing dituntut untuk praktik berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Di tengah sesi tersebut, diadakan kompetisi berbahasa Indonesia diantara peserta asing. Mereka wajib memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Indonesia. Kemudian peserta lokal dan buddy menilai kemampuan berbahasa peserta asing tersebut. Setelah semua peserta asing berbicara ke dalam bahasa Indonesia. tibalah saatnya menilai. Satu per satu peserta lokal dan buddy menuliskan nama yang mereka anggap paling benar berbicara Bahasa Indonesia. Dan pemenangnya adalah peserta dari Filipina, namanya Christopher Rey L Dacanay. Sarjana farmasi dari Universitas Santo Thomas Manila. Dia lulusan terbaik dan lulus sarjana saat berumur 19 tahun.
Pengenalan Bahasa Indonesia pun selesai. Dilanjutkan sesi kedua yakni sesi dance class. Seperti yang saya tulis diatas bahwa sesi kali ini peserta akan menari Caisar yang sedang ngehit di Indonesia. Mengapa caisar dance dipilih karena selain mudah gerakannya, musiknya juga seru. Peserta pun berlatih bersama kurang lebih 30 menit sambil melihat video. Setelah latihan, peserta dibagi menajdi 5 kelompok kecil-kecil untuk berlatih bersama guna mengikuti dance competition di akhir sesi. Gerakan-gerakan mereka sangat lucu dan menghibur. Ada yang kaku, ada yang luwes, ada yang malu-malu sampai ada yang berkreasi gerakan baru. Semua peserta heboh dan larut kedalam kegembiraan.
Setelah 20 menitan berlatih secara group, sesi yang ditunggu - tunggu tiba. Yakni sesi kompetisi menari goyangan ala caisar. Maisng - masing kelompok di beri kesempatan 3 menit untuk menari caisar. Dan hasilnya, tidak terbayangkan. Para peserta menari dengan enerjik dan cukup kompak walaupun masih ada yang malu- malu. hehe. Setelah semua kelompok unjuk kebolehan di depan juri (saya dan team AYFN, hehe), tibalah saatnya diumumkan siapa yang memenangkan sesi dance competition. Akhirnya yang menang adalah tim nomer 5.
Setelah letih bergoyang bersama, saatnya makan siang sebelum melanjutkan sesi selanjutnya yakni diskusi mengenai issue global dan world language exchange. Dalam dua sesi terakhir ini acara berlangsung dengan seru. Peserta saling berdiskusi dan bercerita mengenai perspektif mereka akan isu-isu yang sedang berlangsung di dunia. seperti kemiskinan, climate change, sustainable development, dll. Kemudian, pada sesi world langauge exchange, terjadi keseruan dimana peserta yang ditunjuk harus memperkenalkan diri dengan menggunakan 4 bahasa berbeda, yakni bahwa Vietnam, Thailand, Tagalog dan Indonesia. Mereka terlihat antusias untuk saling bertukar bahasa mereka. Hari kedua selesai pukul 5 sore dengan keceriaan di wajah para peserta.
Hari 3 (to be continued...)
IYFCamp 2013 berlangsung di Yogyakarta, pada tanggal 4 - 10 November 2013, yang memiliki tujuan untuk menjadi arena pertemuan para pemuda guna membangun jaringan persahabatan. Peserta yang mengikuti program ini berasal dari 5 negara, yakni Vietnam (2 peserta), Thailand (2 peserta), Filipina (4 peserta), Kamboja (1 peserta), dan tentunya Indonesia ( 6 peserta + 12 Buddy AYFN). Jadi, totalnya berjumlah 28 orang.
Program yang saya inisiasi ini terbuka untuk umum dari seluruh dunia. Karena label program yang internasional, jadi wajib hukumnya ada peserta yang "diimpor" langsung dari mancanegara. Alhamdulillah, ada 9 peserta asing yang hadir dalam program yang berdurasi satu minggu ini. Program ini berusaha mengkombinasikan persahabatan, cultural awareness, solidaritas serta berpetualangan.
Program IYFCamp ini tidak didanai oleh instansi manapun, kecuali dari uang pendaftaran program. Ini menjadi sebuah tantangan bagi saya dan team AYFN untuk memanage acara internasional dengan dana yang super "mepet". Keterbatasan dana bukan berarti kualitas acara dinomerduakan. Justru kualitas acara menjadi sebuah keharusan bagi saya dan AYFN untuk selalu ditonjolkan.
Setelah dua bulan berproses dan menyiapkan segalanya berkaitan dengan acara IYFCamp, tibalah saatnya para peserta tiba di Yogyakarta. Diawali 3 peserta dari Filipina tiba di kota Gudeg menggunakan moda transportasi kereta api. Salah satu buddy, Adli (Buddy tertampan sepanjang sejarah AYFN, :"(( ), sudah siap di stasiun Tugu Yogyakarta sejak pukul 4.00 pagi. Kereta dijadwalakan tiba pukul 4.15 waktu Yogyakarta. Namun, keretanya terlambat 20 menitan. Adli pun harus menanti 3 cewek Filipino tersebut dengan perasaan was-was serta kelaperan. Hehe..
Akhirnya, kereta eksekutif Taksaka Malam tiba dengan mulus di stasiun Tugu. Adli membawa signboard bertuliskan nama-nama peserta Filipina. 5 menit berlalu, ketiga cewek - cewek cantik dari Manila tersebut menghampiri. Terima kasih ya Allah, mereka selamat sentosa. Lanjut mereka ke Wisma Kagama dimana wisma tersebut menjadi tempat peristirahatan seluruh peserta IYFCamp selama 3 malam. Proses check in selesai dan mereka pun bisa istirahat sejenak.
Setelah peserta Filipina datang, selang satu jam, salah satu peserta dari Thailand bernama Mint tiba di kota pelajar. Menggunakan pesawat Air Asia dari Bali, cewek putih dan sangat cheerful tersebut mendarat di Bandara Adi Sucipto. Kali ini giliran Riry yang menjadi penanggung jawab sebagai penjemput. Proses check ini juga lancar dan akhirnya cewek berperawakan putih chubby tersebut masuk kamar.
Akhirnya satu persatu semua peserta datang, kecuali peserta dari Kamboja yang terlambat hadir pada tanggal 5 November 2013. Sungguh luar biasa melihat para peserta dengan antusias hadir dalam acara IYFCamp.
![]() |
Photo oleh Selma ElfirdaK (salah satu peserta IYFCamp 2013) |
Berikut cerita mengenai gelaran IYFCamp 2013
Hari 1
IYFCamp diawali dengan opening ceremony di Wisma Kagama dengan menggunakan konsep garden party. Konsep ini saya pakai karena supaya acara tidak terkesan kaku dan lebih santai. Sehingga misi sebagai ajang persahabatan terwujud. Malam itu diisi dengan agenda perkenalan sesama peserta, sambutan dari Program Coordinator (saya..hehe), juga lantunan lagu dari para buddy AYFN. Tidak lupa, para peserta dan tamu diajak untuk menikmati jamuan makan malam dengan konsep Indonesia. Hanya masakan bercita rasa Indoensia yang dihidangkan pada malam tersebut. Opening ceremony berlangsung mulai jam 19.00 - 21.00 WIB. Acara berlangsung dengan seru dan lancar sampai akhir sesi foto bersama.
Hari 2
Masuk ke hari kedua dimana para peserta akan diajak untuk saling berdiskusi. Pagi itu tanggal 5 November 2013, cuaca Jogja cukup cerah. IYFCamp pun diharapkan berlangsung dengan nyaman dan mengena pada hari tersebut. Juga tidak lupa saya dan team berusaha agar acara tidak membosankan. Perlu diketahui semua agenda hari kedua berlangsung di dalam ruangan dan diskusi. Kami bisa membayangkan pasti akan terjadi kebosanan di hari kedua tersebut. Namun, semua kekhawatiran tersebut sirna manakala saya dan team mengganti dance class yang pada mulanya direncanakan traditional dance menjadi Caisar Dance (dangdut).
Hari kedua tersebut diawali dengan pengenalan Bahasa Indonesia ke para peserta asing. Peserta dari Indonesia juga berkesempatan mengajarkan Bahasa Indonesia ke peserta asing. Pada sesi ini dikomandani oleh Mbak Rufina. Dia alumni pendidikan bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma dan telah memiliki pengalaman mengajar di Alam Bahasa. Sesi pengenalan Bahasa Indonesia berlangsung seru dan peserta asing dituntut untuk praktik berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Di tengah sesi tersebut, diadakan kompetisi berbahasa Indonesia diantara peserta asing. Mereka wajib memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Indonesia. Kemudian peserta lokal dan buddy menilai kemampuan berbahasa peserta asing tersebut. Setelah semua peserta asing berbicara ke dalam bahasa Indonesia. tibalah saatnya menilai. Satu per satu peserta lokal dan buddy menuliskan nama yang mereka anggap paling benar berbicara Bahasa Indonesia. Dan pemenangnya adalah peserta dari Filipina, namanya Christopher Rey L Dacanay. Sarjana farmasi dari Universitas Santo Thomas Manila. Dia lulusan terbaik dan lulus sarjana saat berumur 19 tahun.
Pengenalan Bahasa Indonesia pun selesai. Dilanjutkan sesi kedua yakni sesi dance class. Seperti yang saya tulis diatas bahwa sesi kali ini peserta akan menari Caisar yang sedang ngehit di Indonesia. Mengapa caisar dance dipilih karena selain mudah gerakannya, musiknya juga seru. Peserta pun berlatih bersama kurang lebih 30 menit sambil melihat video. Setelah latihan, peserta dibagi menajdi 5 kelompok kecil-kecil untuk berlatih bersama guna mengikuti dance competition di akhir sesi. Gerakan-gerakan mereka sangat lucu dan menghibur. Ada yang kaku, ada yang luwes, ada yang malu-malu sampai ada yang berkreasi gerakan baru. Semua peserta heboh dan larut kedalam kegembiraan.
Setelah 20 menitan berlatih secara group, sesi yang ditunggu - tunggu tiba. Yakni sesi kompetisi menari goyangan ala caisar. Maisng - masing kelompok di beri kesempatan 3 menit untuk menari caisar. Dan hasilnya, tidak terbayangkan. Para peserta menari dengan enerjik dan cukup kompak walaupun masih ada yang malu- malu. hehe. Setelah semua kelompok unjuk kebolehan di depan juri (saya dan team AYFN, hehe), tibalah saatnya diumumkan siapa yang memenangkan sesi dance competition. Akhirnya yang menang adalah tim nomer 5.
Setelah letih bergoyang bersama, saatnya makan siang sebelum melanjutkan sesi selanjutnya yakni diskusi mengenai issue global dan world language exchange. Dalam dua sesi terakhir ini acara berlangsung dengan seru. Peserta saling berdiskusi dan bercerita mengenai perspektif mereka akan isu-isu yang sedang berlangsung di dunia. seperti kemiskinan, climate change, sustainable development, dll. Kemudian, pada sesi world langauge exchange, terjadi keseruan dimana peserta yang ditunjuk harus memperkenalkan diri dengan menggunakan 4 bahasa berbeda, yakni bahwa Vietnam, Thailand, Tagalog dan Indonesia. Mereka terlihat antusias untuk saling bertukar bahasa mereka. Hari kedua selesai pukul 5 sore dengan keceriaan di wajah para peserta.
Hari 3 (to be continued...)
- 4:16 PM
- 0 Comments